fitohormon


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tetapi jika kita pahami dari kata pertumbuhan dan perkembangan ada perbedaan yang mendasar. Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible. Bersifat irreversible artinya tidak berubah kembali ke asal, karena adanya penambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi saat proses pertumbuhan. Dalam pertumbuhan terjadi pertambahan ukuran, volume, panjang (tinggi), dan pertambahan massa. tumbuhan dapat mengalami pertumbuhan sepanjang hidupnya. Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bersifat kuantitatif (dapat dihitung atau dinyatakan dengan satuan bilangan).
b. Terdapat pada jaringan meristem (untuk tumbuhan)
c. Reproduksi secara mitosis.
G:\antum_files\pertumbuhan-dan-perkembangan-makhluk_data\1.jpg
Gambar 1.1 Pertumbuhan pada tumbuhan.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna pada makhluk hidup. Adapun ciri-ciri perkembangan adalah sebagai berikut:
a. Bersifat kualitatif (tidak dapat diukur). 
b. Terdapat pada alat perkembangbiakan/reproduksi.
c. Reproduksi secara meiosis.
Contoh dari perkembangan antara lain: terbentuknya bunga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
1. Faktor Dalam (internal)
a. Gen (Genetik)
Gen merupakan sifat yang tidak tampak dari luar. Gen terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makromolekul yang disebut DNA. Gen berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan, sehingga sifat yang dimiliki oleh induk akan diturunkan kepada keturunannya.
Masing-masing jenis (species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi, berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang. 

b. Hormon
Hormon-hormon yang berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, antara lain :
1) Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan merupakan hormon yang memacu pertumbuhan. Pada tumbuhan seperti
;
a. Auksin :
• Banyak terdapat pada ujung koleoptil
• Mendorong pemanjangan batang/pucuk
• Merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/stek batang
• Memacu dominasi tunas apikal (tunas diujung batang)

b. Giberelin :
• Memacu pertumbuhan batang
• Merangsang perkecambahan biji dan tunas
• Merangsang pembentukan bunga
• Merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi).
c. Sitokinin :
• Memacu pembelahan sel dan pembentukan organ
• Menunda penuaan
• Memacu perkembangan kuncup samping
• Memacu perbesaran sel pada kotiledon dikotil.
 
d. Asam Absisat (ABA) :
• Menghambat pertumbuhan (Dormancy)
• Memacu pengguguran daun, bunga, dan buah.
e. Gas Etilene :
Mempercepat pematangan buah, merangsang pembungaan, merangsang penuaan dan pengguguran daun serta menghambat pemanjangan batang.

2) Hormon Penghambat Pertumbuhan
Hormon penghambat pertumbuhan merupakan hormon yang berfungsi untuk menghentikan aktivitas pertumbuhan dan perkembangan dan sering dikenal dengan istilah fitohormon. Suatu keadaan dimana tidak terjadi kegiatan (aktivitas) pertumbuhan dan perkembangan disebut dorman.

3) Hormon Pembentuk Organ Tubuh
Hormon pembentuk organ tubuh merupakan hormon yang berfungsi untuk merangsang pembentukan organ tubuh. Pada tumbuhan, misalnya hormon Rhizokalin berfungsi untuk merangsang pembentukan akar. Kaulokalin, Filokalin, dan Antokalin merupakan hormon yang membantu pula dalam pembentukan organ.
- Rhizokalin = akar
- Filokalin = daun
- Kaulokalin = batang
- Anthokalin = bunga

2. Faktor Luar (eksternal)
a. Makanan (Nutrisi)
Pada tumbuhan, makanannya berupa zat dan mineral (unsur hara) yang terkandung di dalam tanah. Tumbuhan akan mengalami gangguan pertumbuhan (abnormal) jika kekurangan zat dan mineral (unsur hara). 

b. Suhu
Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22°C sampai dengan 37°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Setiap species tumbuhan umumnya memiliki suhu optimum yang berbeda-beda. Pada suhu yang optimum, suatu species tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan baik. Suhu udara mempengaruhi semua kegiatan tumbuhan yang berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan (transpirasi) dan pernapasan (respirasi). Tanaman yang memiliki bunga indah di daerah bersuhu dingin (pegunungan) bila ditanam di daerah bersuhu panas maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut akan terhambat, bahkan tidak berbunga.

c. Cahaya (Sinar)
Cahaya (sinar) sangat dibutuhkan untuk kehidupan, terutama cahaya matahari. Semua makhluk hidup membutuhkan cahaya matahari. Misalnya tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mendukung proses fotosintesis. Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan. 

d. Kelembaban 
Sampai batas-batas tertentu, tanah dan udara yang lembab berepengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Hali ini karena air yang dapat diserap tanaman lebih banyak dan lebih sedikit air yang diuapkan sehingga menyebabkan pembentangan sel-sel. Dengan demikian sel-sel tanaman akan lebih cepat mencapai ukuran yang maksimum. 
Faktor-faktor lingkungan tersebut di atas yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman bersifat kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana proses Fitohormon dan Sistem Gerak Tumbuhan terjadi ?
1.3. Tujuan Masalah
Tujuan dari makalah ini agar kita memahami tentang Fitohormon dan Sistem Gerak Tumbuhan secara lebih jelas dan reaksi yang terjadi di dalamnya.
1.4. Batasan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas Fitohormon, Sistem Gerak pada Tumbuhan dan Respon Tumbuhan Terhadap Penyinaran.







BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Fitohormon
Fitohormon merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang disintesis pada bagian tertentu dari tumbuhan. Pada umumnya diangkut ke bagian lain tumbuhan, dan pada konsentrasi sangat rendah mampu menimbulkan tanggapan secara biokimiawi, fisiologis, dan morfologis. Dalam tubuh tumbuhan fitohormon berperan dalam mengendalikan aktivitas gen melalui penguatan yang tinggi karena terjadinya transkripsi berulang DNA menjadi m-RNA yang diikuti oleh proses translasi m-RNA menjadi enzim. Sedangkan peranan fitohormon dalam proses morfogenesis dikendalikan oleh perpaduan fitohormon yang khas, dan bahkan oleh jumlah relatifnya dalam perpaduan tersebut, sehingga akan menimbulkan pertumbuhan organ yang spesifik. Pertumbuhan dapat dijelaskan secara matematik dengan kurva pertumbuhan. Pola pertumbuhan dalam tumbuhan dapat dibagi dalam 3 (tiga) fase, yaitu fase logaritmik (fase eksponensial), fase linier, dan fase penuaan. Fitohormon merupakan gabungan dari dua kata; yaitu fito dan Hormon. Fito itu sama dengan tumbuhan sedangkan Hormon adalah hormon. Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti : merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia sehingga fito-hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman. Jadi, Fitohormon adalah hormon pada tumbuh-tumbuhan, zat yang mengatur segala proses fisiologis, petumbuhan dan perkembangan, pada tumbuhan. Namun, hormon hanyalah suatu zat yang kerjanya dikontrol oleh gen karena pada dasarnya semua sistem kerja makhluk hidup, baik hewan/manusia atau tumbuhan, diatur sepenuhnya oleh gen. Hormon tanaman itu sendiri terbagi dalam beberapa kelompok diantaranya :

1. Auksin, hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan. Auksin sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan sebagai bahan aktif sering yang digunakan dalam persiapan hortikultura komersial terutama untuk akar batang. Mereka juga dapat digunakan untuk merangsang pembungaan secara seragam, untuk mengatur pembuahan, dan untuk mencegah gugur buah.(yang termasuk Auksin IBA, NAA, 2,4-D). Auksin Golongan NAA memakai merek dagang antara lain: Rootone-F, Atonik. Sedang Auksin 2,4 D dijual dengan nama Hidrasil. Auksin alami banyak terdapat didalam cairan biji jagung muda yang masih berwarna kuning, air seni sapi, ujung koleoptil tanaman oat, umbi bawang merah dan air kelapa. Golongan Auksin : Indole Aceti Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Yang paling penting dari keluarga auksin adalah indole-3-asam asetat (IAA). Ini menghasilkan efek auksin pada tanaman secara menyeluruh, dan yang paling ampuh dari auksin alami, namun molekul kimiawi IAA adalah yang paling labil di larutan air, sehingga IAA tidak digunakan secara komersial sebagai regulator pertumbuhan tanaman.
·        Yang termasuk auksin alami : 4-chloro-asam indoleasetis, asam fenilasetis (PAA) dan indole-3-asam butirik (IBA).
·        Yang termasuk auksin buatan : 1-asam nafthaleneasetis (NAA), 2,4-asam dichlorophenoxyasetis (2,4-D), dan lain-lain.
Auksin dosis tinggi dapat merangsang produksi Etilen. Kelebihan Etilen malah dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun (daun amputasi), dan bahkan membunuh tanaman. Beberapa auksin sintetis seperti 2,4-D dan 2,4,5-asam trichlorophenoxyacetic (2,4,5-T) telah digunakan sebagai herbisida. Tanaman berdaun luas (dicotil) jauh lebih rentan terkena auksin daripada daun tanaman monokotil seperti tanaman rumput-rumputan. Auksin sintetis ini adalah agen aktif dalam “Agen Oranye” yaitu defoliant yang digunakan secara ekstensif oleh pasukan Amerika di perang Vietnam.

2. Giberelin atau asam giberelat (GA), merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme, aplikasi untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang serempak (Misalnya GA3 yang termasuk hormon perangsang pertumbuhan golongan gas) merek dagangantara lain: ProGib.  Giberalin alami banyak terdapat didalam umbi bawang merah.

3. Sitokinin, hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xilem. Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya tunas pada kultur jaringan atau pada tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman dewasa. merk dagang antara lain: Novelgrow. Sitokinin alami terdapat pada air kelapa.golongan sitokinin : Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA.

4. Etilen, hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan tanaman aktif dalam proses pematangan buah Aplikasi mengandung ethephon, maka kinerja sintetis ethylen berjalan optimal sehingga tujuan agar buah cepat masak bisa tercapai. (misalnya: Etephon, Protephon) merk dagang antara lain: Prothephon 480SL.

5. Asam absisat (ABA), sebagai penghambat tumbuh (Inhibitor/retardant) pada saat tanaman mengalami stres, fitohormon ini digunakan untuk mengompakkan pertumbuhan batang agar tanaman terlihat sangat baik. Pada komposisi dan perlakuan tertentu dapat merangsang pertumbuhan tunas anakan dengan cepat dan serentak. Misalnya : untuk golongan Paclobutrazol merk dagang antara lain: Cultar®, Bonzi®) dan Uniconazole (merk dagang Sumagic®). Golongan inhibitor adalah: Paclobutrazol, Ancymidol, TIBA, dan CCC.

6. Brassinolide (kelompok brassinosteroid) fitohormon yang mirip steroid pada hewan dan memiliki respon yang mirip dengan giberellin.
Beberapa fungsi brassinolide adalah sebagai berikut : meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan, menghambat penuaan daun (senescence), mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan, menghambat proses gugurnya daun, menghambat pertumbuhan akar tumbuhan, meningkatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan, menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan, merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan, merangsang diferensiasi xylem tumbuhan, menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat (defisien) udara dan endogenus karbohidrat. Brassinolide tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam mevalonik. Selain untuk pengatur tumbuh, beberapa
fitohormon juga berguna untuk pertahanan hidupnya. Untuk membesarkan anggrek muda baik dalam kompot maupun pot sering disemprot dengan larutan Auksin, kemudian ketika siap untuk berbunga sebaiknya gunakan Giberelin. Auksin juga dipakai untuk bonsai, terutama saat banyak batang yang tidak dihendaki untuk dipotong, setelah diolesi Aksin biasanya tunas-tunas muda segera mucul. Sedang Asam Absisat berupa Paclobutrazol terlarut sering dipakai untuk membungakan tanaman anggrek dewasa, Paclobutrazol juga bisa diterapkan untuk bonsai misalnya Cultar atau Pestanal.
7.  Asam salisilat (Salicylic acid (SA)), pada beberapa tumbuhan digunakan untuk mengaktifkan gen-gen untuk melindungi dirinya dari penyerang yang bersifat patogen. SA adalah asam beta hidroksi (BHA-Beta Hydroxi Acid) dengan formula C6H4(OH)CO2H, SA adalah fitohormon dan juga fenol yang banyak terdapat pada tanaman yang berefek langsung pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, fotosintesis, transpirasi, penyerepan ion

8. Jasmonate (JA) atau asam jasmonat, adalah kelompok dari fitohormon yang membantu pengaturan tumbuh dan kembang tanamanan, jasmonat termasuk asam jasmonik dan metil ester-nya yang berbau harum: metyl jasmonat (MeJA) berfsifat seperti hormon prostaglandin pada mamalia. Jasmonate ditemukan dalam bunga dan jaringan pericarp (tempat benih) dari pengembangan struktur reproduktif, juga pada kloroplas dari tanaman yang beriluminasi. JA meningkatkan respons yang sangat cepat terhadap usikan mekanis seperti belitan sulur tanaman pengganggu dan saat tanaman terluka. JA dan MeJA mencegah perkecambahan dari biji nondorman serta menstimulasi perkecambahan dari biji yang dorman. Kandungan JA yang tinggi mendorong akumulasi penyimpanan protein, gen-gen yang menyandikan simpanan protein vegetative adalah respon dari JA dan asam tuberonis (salah satu turunan JA) proposed memainkan peran dalam formasi tubers. Aplikasi JA dapat menyokong klorosis dan menghambat penyandian gen-gen protein yang terlibat dalam fotosintesis, walaupun tujuan dari respon ini tidak kelihatan jelas, namun JA dapat membantu mengurangi kapasitas dari asimilasi karbon pada kondisi cahaya atau karbon yang melampaui batas. Peran akumulasi JA pada bunga dan buah belum diketahui, namun ada hubungannya dengan pemasakan buah (lewat etilen), komposisi karetinoid buah dan ekspresi dari gen-gen yang menyandikan biji dan penyimpanan protein vegetative (VSP = Vegetative Stored Protein). JA memainkan peran pada ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, beberapa gen tanaman selama bertahan terkandung lebih banyak JA, besar kemungkinan JA dan etilen (ABA) bersama-sama merespons sistem pertahanan.
9. Sistemin (Systemin), adalah polipeptida yang terdiri dari 18 asam amino, berfungsi sebagai sinyal jarak jauh untuk mengaktifkan pertahanan kimia terhadap binatang pemakan tumbuhan. Systemin adalah hormon tanaman yang terlibatalam respon luka. Systemin pertama kali diidentifikasi di daun tomat . Terdiri atas 18 asam amino peptide diproses dari C-terminus dari 200-asam amino pendahulu, yang disebut prosystemin. Gen yang mungkin untuk kode systemin (atau prosystemin) juga terjadi pada kentang serta merica. Hingga saat ini hormon sistemin belum teridentifikasi dalam spesies di luar keluarga Kentang-kentangan (Solanaceae).

10. Oksida Nitrit (NO), pada tanaman berfungsi sebagai sinyal adanya respons tanggapan dan pertahanan. Ada beberapa mekanisme yang ada telah ditunjukkan untuk mempengaruhi sel hidup. Termasuk oksidasi besi yang mengandung protein seperti ribonucleotide reductase dan aconitase, aktivasi yang larut guanylate cyclase, ADP ribosylation dari protein, protein sulphhydryl grup nitrosylation, esi dan peraturan faktor aktivasi. Dalam tanaman, sendawa oksida dapat dihasilkan oleh salah satu dari empat jalur:
Ø      L-arginine-berhubung dgn sendawa tergantung oxide synthase (walaupun keberadaan hewan NOS homologs dalam tanaman masih dalam perdebatan).
Ø      Oleh selaput-plasma terikat nitrat reductase.
Ø      Oleh transport rantai elektron mitochondrial.
Ø      Oleh reaksi non-enzimatis. ini adalah molekul sinyal, terutama tindakan terhadap stress oksidatif dan juga memainkan peranan dalam interaksi pathogen tanaman.
Merawat bunga potong dan tanaman lainnya dengan berhubung dengan sendawa oksida telah ditunjukkan untuk memperpanjang waktu sebelum menjadi layu.

2.2. Sistem Gerak pada Tumbuhan
 1. Gerak endonom, yaitu gerak yang tidak dipengaruhi rangsang dari luar, termasuk di dalamnya adalah:
·        Gerak protoplasma sel tumbuhan.
·        Gerak higroskopis, misalnya pecahnya sporangium paku/lumut yang sudah tua karena dipengaruhi oleh perubahan kadar air (kelembaban).
2. Gerak esionom, yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar, terbagi menjadi 3 macam gerak, yaitu:
a. Taksis: Gerak seluruh bagian tumbuhan, arah gerak sesuai dengan rangsangan.
contoh:
v     Kemotaksis : Gerak spermatozoa mendekati ovum
v     Fototaksis : Gerak bakteri kearah cahaya
b. Tropisme : Gerak sebagian tumbuhan arah gerak sesuai dengan rangsangan
 contoh:
Ø      Kemotropisme : gerak akar nafas bakau mencari oksigen
Ø      Tigmotropisme : Gerak sulur anggur karena rangsang sentuhan
Ø      Fototropisme : Gerak tunas menuju cahaya
G:\sistem-gerak-pada-tumbuhan_files\fototropisme.png
                           Fototropisme
Ø      Geotropisme : gerak akar menuju pusat bumi
c. Nasti: gerak sebagian tumbuhan-arah gerak sesuai dengan rangsangan.
contoh:
ü      Seismonasti : Gerak menutupnya daun Mimosa pudica karena rangsangan
sentuhan/getaran.
G:\sistem-gerak-pada-tumbuhan_files\mimosa.jpg
                        Seismonasti
ü      Niktinasti : Gerak tidurnya daun tanaman leguminosae pada malam hari.
ü      Termonasti : Gerak mekarnya bunga tulip karena rangsangan suhu.
ü      Fotonasti : Mekarnya bunga Mirabilis jalava pada pukul 4 sore.


2.3. Respon Tumbuhan Terhadap Penyinaran
Pada dasarnya pengaruh radiasi terhadap pertumbuhan tanaman terdapat dalam proses-proses :
1. Fotosintesa
2. Fotostimulus, misalnya fotoperiodisme.
Fotosintesa memerlukan intensitas radiasi yang lebih besar dari fotoperiodisme, pada umumnya kecepatan fotosintesis tanaman bertambah tinggi dengan naiknya intensitas cahaya. Pada nilai-nilai intensitas cahaya tertentu, kecepatan fotosintesa tidak dipengaruhi oleh intensitas cahaya karena daun telah jenuh dengan cahaya (Guslim,2007).
Istilah fotoperodisitas digunakan untuk fenomena dimana fase perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh lama penyinaran yang diterima oleh tumbuhan tesebut. Beberapa jenis tumbuhan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh lamanya penyinaran, terutama dengan kapan tumbuhan tersebut akan memasuki fase generatifnya,misalnya pembungaan. Menurut Lakitan (1994) Beberapa tumbuhan akan memasuki fase generatif (membentuk organ reproduktif) hanya jika tumbuhan tersebut menerima penyinaran yang panjang (>14 jam) dalam setiap periode sehari semalam; sebaliknya ada pula tumbuhan yang hanya akan memasuki fase generatif jika menerima penyinaran singkat (<10 Jam).
Kelompok tumbuhan yang membutuhan lama penyinaran yang panjang disebut tumbuhan hari panjang (long-day plant) dan kelompok tumbuhan yang membutuhkan lama penyinaran yang sngkat disebut tumbuhan hari pendek (short-day plant, kelompok tumbuhan yang fase perkembangan tidak dipengaruhi oleh lama penyinaran disebut sebagai tumbuhan hari netral (neutral-day plant) kelompok ini akan memasuki fase generatif baik jika menerima lama penyinaran yang panjang ataupun singkat. Jadi dari hal tersebut di atas, dalam fotoperiodisme diketahui bahwa yang terpenting bukanlah intensitas cahaya melainkan lama ada cahaya (bukan sinar matahari).fenomena ini dapat kita jumpai pada beberapa varietas tanaman (misalnya tanaman mangga)yang tempat tumbuhnya di pekarangan dan dekat sumber cahaya (lampu listrik)berbunga diluar musimnya.walaupun demikian, di alam banyak dijumpai tanaman yang tidak mau berbunga bila panjang hari kurang atau lebih dari apa yang seharusnya diutuhkan. Dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan tumbuhan akan lama penyinaran yang ideal, lama penyinaran ini dpat dimaniplasi (dipepanjang atau dipersingkat). Penambahan lama penyinaran dapat dilakukan dengan menggunakan lampu listrik yang spektrum cahayanya semirip mungkin dengan cahaya matahari, dimana secara sederhana dapat digunakan gabungan antara cahaya dari lampu pijar dengan lampu fluorescence. Untuk mempersingkat lama penyinaran dapat dilakukan dengan cara menutupi tanaman tersebut dengan kain hitam atau bahan lain yang sulit ditembus cahaya matahari.











BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Fitohormon merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang disintesis pada bagian tertentu dari tumbuhan. Dalam tubuh tumbuhan fitohormon berperan dalam mengendalikan aktivitas gen melalui penguatan yang tinggi karena terjadinya transkripsi berulang DNA menjadi m-RNA yang diikuti oleh proses translasi m-RNA menjadi enzim. Fitohormon merupakan gabungan dari dua kata; yaitu fito dan Hormon. Fito itu sama dengan tumbuhan sedangkan Hormon adalah hormon. Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti : merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia sehingga fito-hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman. Jadi, Fitohormon adalah hormon pada tumbuh-tumbuhan, zat yang mengatur segala proses fisiologis, petumbuhan dan perkembangan, pada tumbuhan.
Gerak pada Tumbuhan dibagi tiga :
1. Gerak endonom, yaitu gerak yang tidak dipengaruhi rangsang dari luar, termasuk di dalamnya adalah:
·        Gerak protoplasma sel tumbuhan.
·        Gerak higroskopis, misalnya pecahnya sporangium paku/lumut yang sudah tua karena dipengaruhi oleh perubahan kadar air (kelembaban).
2. Gerak esionom, yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar, terbagi menjadi 3 macam gerak, yaitu:
·        Taksis
·        Tropisme
·        Nasti

DAFTAR PUSTAKA
Kimball, J.W, Siti Soetarmi Tjitro S. 2001. Biologi. Erlangga : Jakarta.
Wikipediaindonesia.com
wordbiology.wordpress.com
Campbell, N.A. 2002. Biology. Benyamin Cumming PublishingCompany, Inc : Redwood City.
H. F., George dan J. H.  George. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta.